PENGARUH KENAIKAN BBM
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Pada kesempatan ini
izinkan saya untuk menulis sebuah artikel tentang “PENGARUH KENAIKAN BBM
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA “. Sebelum kita membahasnya tidak ada salahnya
kita mengetahui tentang apakah itu bbm atau yang dikenal dengan istilah minyak
bumi ? Minyak bumi atau dalam bahasa inggris yang lebih dikenal dengan petroleum
dari bahasa latin petrus yang berarti karang dan oleum yang berarti minyak. Minyak
bumi berasal dari fosil yang sudah terpendam selama berjuta-juta tahun yang
terdapat pada kerak bumi. Berdasarkan data dari organisasi dunia perminyakan
(OPEC) ada beberapa negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia antara lain
:
-
Arab Saudi
-
Rusia
-
Amerika Serikat ( Untuk Kepentingannya
Sendiri)
-
Iran
-
Meksiko
-
Republik Rakyat China
-
Kanada
-
Norwegia
-
Uni Emirat Arab
-
Venezuela
-
Kuwait
-
Nigeria
-
Aljazair
-
Brazil
Sumber : MS.Wikipedia.com
Negara Indonesia juga dikenal
dengan salah satu penghasil minyak dunia, namun saat ini merupakan salah satu
negara pengimpor minyak tersebut. Hal ini disebabkan karena tiap tahun produksi
minyak Indonesia semakin berkurang, sedangkan pemakin semakin bertambah akan
konsumsi minyak atau bbm tersebut. Sehingga kenaikan harga minyak menjadi momok
yang sangat menakutkan bagi NKRI ini, selama ini pemerintah harus mengeluarkan
dana subsidi untuk bbm yang diambil dari apbn, sehingga kita dapat membeli bbm
dengan murah akibat adanya subsidi bbm tersebut. Tetapi dengan naiknya harga
minyak di dunia pemerintah tidak dapat menjual bbm kepada masyarkat dengan harga
yang sama dengan harga yang sebelumnya karena hal itu dapat menyebabkan
pengeluaran apbn untuk subsidi bbm semakin tinggi, dan hal ini dapat membuat
kacaunya rapbn yang telah dirumuskan oleh pemerintah sebelumnya. Maka pemerintah
mengambil kebijakan untuk menaikan harga bbm. Terdapat empat faktor yang
menyebabkan harga minyak naik pada saat ini antara lain :
1.Invasi Amerika
kepada Irak , ini menyebabkan ladang minyak di Irak tidak dapat berfungsi
secara optimal sehingga supply minyak menurun
2.Permintaan
minyak yang cukup besar dari negara China & India
3.Badai katrina
dan badai rita yang melanda melanda daerah Amerika Serikat dan merusak kegiatan
produksi yang berada di daerah teluk Meksiko
4.Ketidakmampuan
OPEC menstabilkan harga minyak dunia
Naiknya harga minyak akan berdampak
pada berbagai sektor, dari rumah tangga sampai industri. Naiknya bbm maka naik
pula harga harga beberapa hal yang
berhubungan dengan bbm. Contoh antara lain naiknya harga :
1. Ongkos
angkutan umum yang naik sekitar 20 – 50 %
2. Kebutuhan
pokok harganya akan melonjak naik contohnya sembako
3. Biaya
berobat dirumah sakit akan naik
4. Karyawan
atau buruh meminta gajinya dinaikan dan menuntut tunjangan transportasi
5. Ongkos
kirim pengiriman logistik naik
Dengan
naiknya harga minyak dunia yang tinggi, membuat pemerintah kesusahan untuk
memberi subsidi yang tinggi pula terhadap BBM. Maka ada beberapa program yang
dapat diambil dalam rangka mengurangi dan menekan penggunaan BBM, anatara lain:
1.
Program penghematan anggaran dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah
dicanangkan sebagai salah satu cara untuk menahan beban lonjakan harga minyak
mentah dunia terhadap APBN 2008 Menurut Anggito Abimayu (kepala Badan Kebijakan
Fiskal), “langkah pengamanan APBN yang diperlukan anatar lain optimalisasi
penerimaan, anggaran belanja dan efesiensi PLN dan pertamina. Seandainya
program tersebut tidak berjalan dan tidak mampu mengurangi tekanan, maka mau
tidak mau, kenaikan haraga BBM terutama BBM bersubsidi perlu dan harus
dilakaukan”. Langkah program penghematan tersebut harus dibarengi dengan
pengendalian konsumsi BBM dan penghematan lainnya. Salah satu pengehematan
lainnya melalui penghematan energi di seluruh kementrian dan lemabaga pemerintah
antara lain dengan mengganti semua lampu kantor-kantor pemerintaha dengan lampu
hemat energi.
2.
Alternatif energi berikutnya yang tersedia dan dapat digunakan sebagai bahan
bakar yakni BBG Namun itupun sayangnya saat ini tidak memberikan pilihan kepada
konsumen karena keterbatasan sarana. Fasilitas yang tersedia saja semakin lama
bukannya semakin bertambah melainkan semakin berkurang, ditambah lagi tidak
adanya insentif yang diberikan oleh pemerintah bagi para penggunanya.
3.
Langkah lainnya yakni dengan menganjurkan kepada industri mobil untuk mendesain
kendaraan dalam bentuk yang lebih kecil bermesin 4 cylinder, compact,
aerodinamis dan light. Begitu gencar kampanye efisiensi energi oleh pemerintah,
pabrik kendaraan bermotor mempunyai orientasi yang mengindikasikan good mileage
yang artinya rasio penggunaan bahan bakar setiap satu gallon akan memberikan
jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan kendaraan sebelumnya yang
bermesin 6 atau 8 cylinder sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi
para pemakainya.
Ada
beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diambil pemerintah dalam upaya :
1. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan
terhadap impor minyak, pemerintah seharusnya berupaya untuk meningkatkan
produksi minyak nasional dengan perbaikan iklim investasi di sektor
pertambangan minyak sehingga mampu menggairahkan kegiatan eksplorasi dan
eksplitasi minyak bumi.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan publik, pemerintah
seharusnya melakukan pembenahan dan audit Pertamina.
3. Upaya untuk menolong dunia usaha yang kian terpuruk
akibat kenaikan BBM, maka pemerintah dapat melakukan: penghapusan ekonomi biaya
tinggi, penghapusan berbagai pungutan resmi maupun tidak resmi, penyederhanaan
rantai perijinan.
4. Pemerintah harus bersikap dan bertindak tegas
terhadap pengusaha yang menggeser kenaikan harga BBM dengan menaikkan harga
secara tidak wajar dan tidak didukung data yang kuat.
5. Kenaikan kebutuhan bahan pokok dapat meningkatkan
kemiskinan secara tajam, oleh karena itu pemerintah seharusnya mampu
mengendalikan harga kebutuhan pokok ditingkat yang wajar sehingga tidak
memberatkan kalangan konsumen miskin dan kalangan petani sebagai produsen.
6. Pengalihan subsidi BBM ke subsidi langsung
sebaiknya diarahkan kearah kegiatan yang bersifat produktif, jangka panjang,
berkelanjutan dan mampu meningkatkan kapasitas modal manusia seperti program
padat karya, pengembangan usaha kecil menengah, pendidikan dasar dan kesehatan.
7. Raskin dan Subsidi Tunai Langsung secara masif
seperti saat ini harus diposisikan sebagai Jaring Pengaman Sosial yang bersifat
emergency dan sementara. Subsidi Langsung Tunai untuk selanjutnya seharusnya
diberikan kepada kelompok usia non-produktif diatas 60 tahun yang miskin
sebagai Jaminan Sosial. Sedangkan kelompok miskin usia produktif diarahkan
untuk berusaha dan bekerja.
8. Walaupun pencabutan subsidi BBM secara teori
ekonomi memiliki argumentasi yang kuat, pemerintah juga harus memperhatikan
faktor sosial dan politik akibat pencabutan subsidi BBM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar